Monday 17 August 2015

Bapak, Engkau Pahlawanku.

Tadi siang saat saya berada pada sebuah warung kopi, ada bapak-bapak yang sudah berumur dengan membawa sound system ditentengnya memasuki warung kopi, dengan memakai kaos oblong, celana yang sudah lusuh, kemudian sendal jepit bapak ini menghampiri setiap bangku yg ada pada warung tersebut. Setiap berhenti pada suatu bangku, bapak ini menghidupkan lagu melalui sound system yang dibawanya. Kemudian bapak ini berjoget hingga menimbulkan banyak ketawaan. Bapak ini terus berjoget sampai penghuni tersebut memberikan uang untuknya. Begitu dilakukannya terus-menerus sampai semua bangku telah dihampirinya.

Saya melihat bapak ini dengan sedih, betapa bapak ini dengan semangat dan sering mengabaikan pandangan miring orang-orang tentangnya demi keluarganya agar bisa terus makan. Rela berpanas-panasan berjalan menghampiri setiap warung untuk mendapatkan rejeki.

Ya Allah, dihari yang merdeka ini, bahagiakanlah orang tua kami. Mudahkanlah setiap beban yang dipikul orang tua kami. Dan sayangilah orang tua kami, seperti mereka menyayangi kami. Amin.

Begitu...

Saturday 15 August 2015

Menulislah

Dalam menulis memang dibutuhkan pemikiran yang lebih dari aktifitas lainnya. Orang akan sulit memberikan waktunya dalam menulis bila tidak muncul kesenangan dalam dirinya, dan awal dari kesenangan itu adalah paksaan. Kita harus memaksa diri kita dulu melakukan sesuatu agar lama-lama terbiasa, dan akhirnya bisa merasa senang.

Yang paling mudah memang menulis tentang kejadian dalam hidup kita. Kita dengan mudah bercerita karena memang kita sendiri yang mengalaminya. Kita akan sulit sekali menulis apabila tidak mengalami kejadian yang akan kita tulis tersebut.

Jangan takut untuk menulis, tulis saja apa yang ada dalam pikiranmu, kalau memang rejekimu dari Allah melalui menulis.

Saya pernah membaca di www.jamilazzaini.com, halaman web milik Jamil Azzaini, seorang trainer hebat, penulis buku, dan inspirator sukses mulia yang berbunyi, jika kamu bukan dari golongan raja dan golongan kaya, maka menulislah.

Begitu...

Friday 14 August 2015

Sayangi orang tua kami, Tuhan.

Saya ini termasuk orang yang gampang menangis apabila ada sesuatu yang mengingatkan saya kepada orang tua saya. Apalagi kalau mengingat bagaimana perjuangan orang tua saya dalam menyekolahkan saya.

Bapak saya seorang pedagang bahan makanan didepan rumah dan ibu saya seorang guru swasta yang kadang gajinyapun didapatkannya bisa telat sampai berbulan-bulan.

Setiap dini hari bapak saya berangkat ke pasar untuk membeli bahan makanan yang kemudian beliau jual pada pagi harinya kepada orang di kampung kami. Dengan usia yang sudah tua, bapak saya menghabiskan malamnya di pasar. Setelah sholat malam, bapak langsung berangkat untuk kulakan bahan yang mau dijualnya pada pagi hari. Disaat hujan deraspun, bapak saya tetap memaksakan untuk pergi ke pasar demi bisa berjualan memenuhi kebutuhan warga dan untuk bisa menabung biaya sekolah saya.

Ibu saya juga seorang yang sudah tua dan sering sakit ketika sudah merasa capek. Badannya sudah mulai kurus mungkin karena beratnya beban yang dipikulnya. Memang, biaya semua jenjang pendidikan saya bersumber dari ibu saya. Bapak saya juga biasanya minta uang ke ibu kalau uang kulakannya tidak mencukupi. Dengan kondisi seperti itu, ibu saya tidak pernah mengeluh dan selalu menyembunyikan beratnya pikiran yang harus beliau tanggung.

Yaa Allah, muliakanlah orang tua kami.
Yaa Allah, sayangilah mereka seperti mereka menyayangi kami.
Berilah kami kesempatan untuk selalu bisa memberikan kebahagiaan untuk mereka.

Saat tulisan ini terselesaikan, saya belum berhenti menangis...

Begitu...

Wednesday 12 August 2015

Hati-hati Dengan Penilaianmu

Sering kali kita merasa aneh dengan orang yang baru kita kenal. Seperti melakukan kebiasaan lain diluar kebiasaan yang biasanya kita lakukan setiap hari. Memang kita butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan hal-hal yang baru.

Saat kemarin saya mendampingi berobat seorang pasien baru dari Sedekah Rombongan, satu keluarga belum mengenal sama sekali apa itu Sedekah Rombongan dan apa yang dilakukannya. Tetapi salah satu anggota keluarga pasien tersebut dengan aktif bertanya-tanya kepada saya tentang Sedekah Rombongan dan apa yang dilakukannya. Beliau dengan ramah dan pengertian mendengarkan jawaban tentang pertanyaannya dari saya. Dengan sikap yang baik itu dan tidak adanya tuduhan yang macam-macam dari bapak itu membuat perbincangan kami begitu lancar dan membuat kita saling mengenal.

Jangan sampai kita menilai sesuatu jika kita tidak mengetahui sendiri suatu kejadian tersebut. Cari taulah dari sumber yang memang terlibat dari kejadian tersebut. Selain terhindar dari fitnah, kita juga akan mendapatkan banyak keuntungan dari proses pencarian kebenaran itu.

Begitu...

Tuesday 11 August 2015

Cukup Seribu Saja

Kemarin saya pergi ke apotek untuk membelikan perban untuk seorang pasien dampingan Sedekah Rombongan. Iya, saya selain sebagai mahasiswa dan pedagang, saya juga menjadi relawan di Sedekah Rombongan. Apa itu Sedekah Rombongan? Langsung saja buka www.sedekahrombongan.com .

Saya sampai di apotek tersebut disambut oleh bapak tukang parkir yang setiap hari dari pagi sampai sore memang mencari nafkah dengan menjadi tukang parkir di daerah itu. Waktu itu sore hari dan saya melihat beban yang begitu berat dari raut wajah bapak itu.

Dan benar saja ketika saya selesai dengan keperluan saya di apotek, lalu saya keluar menuju parkiran. Saya ambil selembar uang dan saya berikan kepada bapak tukang parkir itu. Kemudian saya lihat dia mengambil uang dari sakunya, ternyata hanya beberapa lembar uang ribuan. Dengan keadaan seperti itu beliau masih saja mau memberikan uang kembalian untuk saya yang kemudian saya menolaknya dan biar untuk beliau saja, padahal biasanya sejumlah uang yang saya berikan tadi tidak ada kembaliannya kalau diberikan kepada tukang parkir.

Bapak ini mengajarkan betapa pentingnya sebuah sikap baik dalam bekerja. Bapak ini tidak melihat sedikitnya uang yang beliau dalam seharian bertugas menjadi tukang parkir dapatkan tapi beliau bersikap konsisten dengan apa yang dilakukannya, hanya dibayar seribu rupiah kalau satu motor parkir.

Begitu...